Nasihat yang keluar dari hati yang bersih, pasti meresap ke dalam hati.
Sebaliknya tanpa kebersihan hati, nasihat hanya sekedar retorika dan tak punya dampak apa-apa (Muhammad bin Wasi')
Kalau kita tak mampu mengelola kebersihan hati, bagaimana bisa menghadirkan solusi? Apabila tidak membersihkan orientasi untuk berpikir memberi dan berkontribusi yang sebaik-baiknya dengan sebesar-besarnya bagi izzah dakwah, bagi tegaknya kalimatullah, bagi tersebarnya kebaikan dan bagi hadirnya keberkahan, maka yang terjadi adalah rasa iri, dengki, bakhil, kikir dan mudah sakit hati
Nasihat dari hati yang bersih akan sampai kepada hati yang bersih pula. Sebelum jauh kita melangkah menyelami masalah bersihkan hati dari berbagai prasangka, jauhkan jiwa dari aneka praduga, murnikan pikiran dari kekotoran dan segarkan dari rasa beku yang membelenggu
Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata "Carilah hatimu di tiga (kesempatan): saat mendengar ayat-ayat Al Quran dikumandangkan, dimajelis-majelis tempat orang berzikir dan di saat engkau berada sendirian di tempat sunyi. Jika tidak kamu dapatkan hatimu ditempat-tempat ini, maka bermohonlah kepada Allah agar memberikan karunia hati, sebab pada dasarnya engkau tidak mempunyai hati.